Senin, 16 Mei 2011

Guru non Profesional sebagai Penyedia Suplemen Belajar


Topik: Dinamika mengajar pada pengajar yang bukan profesional
Judul: “Guru non Profesional sebagai Penyedia Suplemen Belajar”



I. PERENCANAAN 


Pendahuluan
Kami membahas topik ini karena kami tertarik untuk mengulas kinerja guru nonprofesional yang mulai memperlihatkan peningkatan cukup signifikan. Sehingga anggapan bahwa pengajar tanpa ijazah kurang mampu dalam mengajar sudah mulai lenyap. Faktanya para pengajar nonprofesional ini banyak di pekerjakan untuk membimbing para peserta didik yang ingin mendapat bimbingan lebih intensif dibandingkan di sekolah.
 Walaupun materi yang diajarkan di sekolah dengan di les tambahan cenderung sama. Namun para peserta didik yang menjalani les tambahan dengan yang tidak, kemungkinan akan mengalami perbedaan dalam mengatur dan memanfaatkan ilmu yang didapatkannya. Di les tambahan metode yang digunakan biasanya akan lebih efektif untuk memberikan penjelasan hingga si murid benar – benar paham.
     Les privat ataupun layanan diskusi yang diberikan oleh bimbingan belajar, terbukti sangat membantu para siswa untuk mengatur informasi yang didapatnya serta mengerti pelajaran yang dirasanya sulit dimengerti, hal ini karena metode diskusi terasa lebih intensif dan perhatian pengajar akan tertuju pada satu atau beberapa orang yang hanya dalam jumlah sedikit. Hal seperti ini sulit ditemukan di sekolah, karena biasanya para guru akan memiliki banyak sekali tugas setelah mereka keluar kelas.
       Apalagi les tambahan tersebut biasanya didukung dengan fasilitas yang lebih daripada fasilitas sekolah berstandart non-internasional. Keadaan kelas yang lebih friendly dan nyaman akan membantu para siswa untuk mengulang kembali pelajaran yang telah didapatkannya di sekolah.

Landasan teori
       Dalam pembahasan tugas proyek ini kami menggunakan teori konstruktivisme oleh John Dewey dan James William, teori memory (encoded, penyimpanan, dan pengambilan informasi) sebagai landasan teori kami mengulas tema yang akan kami angkat.
      Konstruktivisme adalah Pendekatan pembelajaran yang menekan agar individu secara aktif membangun pemahaman dan pengetahuan. Metode konstruktivisme ini tidak akan memaksa anak hanya sekedar menghapal informasi yang diberikan, tetapi juga membangun pengetahuan dan pemahaman materi pelajaran. Hal ini berkaitan dengan permasalahan yang kami ulas, yaitu peran guru nonprofesional sebagai penyedia suplemen belajar. Dalam hal ini bukan berarti kinerja sekolah dan guru profesional kurang baik. Hanya saja, para murid tetap memerlukan pembimbing di luar kelas untuk memandunya memahami pelajaran yang ada. Karena pada umumnya, guru – guru di sekolah memberikan informasi atau pelajaran sesuai dengan pembahasan umum yang belum tentu sesuai dengan pemikiran muridnya. Terlebih lagi, terbatasnya waktu para guru profesional untuk berdiskusi dengan muridnya yang banyak. Untuk menghindari adanya salah paham saat murid membangun pengetahuannya sendiri dalam memahami pelajaran, maka dibutuhkan pengajar les tambahan, yang biasanya merupakan pengajar nonprofesional (tidak memiliki ijazah guru)
    Teori memori, encoded, penyimpanan, dan pengambilan. Butuh strategi khusus untuk mempertahankan informasi yang diberikan. Guru nonprofesional biasanya menyediakan cara untuk gampang memahami suatu pelajaran, menyimpannya dengan metode yang dikemas menarik, sehingga informasi akan bertahan lebih lama. Beberapa bimbingan belajar menyediakan metode mnemonic yang unik dan menyenangkan. Disini terlihat jelas tuntutan kreativitas pada guru nonprofesional. Dengan panduan guru les, para murid bisa secara intensif mengulang untuk memahami pelajaran yang didapatkannya di sekolah.

Alat dan bahan :
      1.  Alat tulis
      2.  Laptop
      3.  Daftar pertanyaan untuk wawancara

Analisis data: Metode wawancara
    Kami menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan informasi pada tugas proyek ini. Dengan beberapa pertanyaan yang mengarahkan penjelasan guru nonprofesional tentang kinerjanya dan metode pengajaran yang digunakan. Serta untuk memperoleh pandangan peserta les tambahan (bimbel/ les privat) tentang kinerja guru nonprofesional.

List pertanyaan:  
Pertanyaan untuk Guru
  1. Perkenalan
  2. Dasar pendidikan
  3. Sudah berapa lama menjadi pengajar les tambahan?
  4. Alasan apa yang memotivasi Anda untuk mengajar?
  5. Apakah ada kesulitan yang pernah Anda alami selama menjadi pengajar les tambahan? Jika ada, bisa dijelaskan?
  6. Upaya apa yang Anda lakukan untuk menghadapi kesulitan tersebut?
  7. Apakah ada program tertentu yang anda jalankan untuk mendidik siswa anda?
  8. Bagaimana cara mengajar yang efektif menurut Anda?
  9.  Apakah siswa yang anda ajari mengalami peningkatan dalam bidang akademis ataupun bidang lainnya?

Pertanyaan untuk peserta les tambahan
  1. Bisa perkenalkan diri Anda?
  2. Sekarang Anda beraktivitas sebagai?
  3. Apakah Anda pernah/sedang menjalani pendidikan dengan guru nonprofesional? kalau pernah kapan    dan berapa lama? serta dimana?
  4. Apa pendapat Anda tentang kinerja guru nonprofesional?
  5. Adakah manfaat yang Anda rasakan?
  6. Adakah perbedaan antara sebelum dengan sesudah Anda menjalani pendidikan nonformal? Jika ada, sejauh apa perbedaannya? Bisakah Anda menggambarkannya dalam beberapa kalimat?
  7. Apakah Anda setuju, jika guru les tambahan yang merupakan guru non profesional dikatakan sebagai penyedia suplemen belajar?


Objek penelitian:
       -   Guru nonprofesional
       -   Murid yang menjalani les tambahan

Subjek: kelompok:
       -   Zukhrini Khalish N
       -   Rizka Aini
       -  Arwiyana Dewi
                                   
Jadwal
Mulai : 28 April 
28 April:  Melakukan perencanaan meliputi, pemilihan topik, judul, dll
30 April: Menentukan objek observasi dan membuat janji wawancara
1-2 Mei: Studi pustaka untuk landasan teori
3- 9 Mei : Mulai wawancara dan pencarian data
10 Mei : Konsultasi ke dosen pengampu
11 - 15  Mei: Penyusunan laporan kerja
16 - 17 Mei    : Penyelesaiaan akhir; evaluasi ; Pembuatan Poster dan Posting

Biaya Penelitian :
Transportasi     :   Rp 10.000,-



II. PELAKSANAAN

Mulai : 28 April 2011 at 13.00
  • 28 April:  Melakukan perencanaan meliputi, pemilihan topik, judul, dll
  • 4 Mei : Menentukan objek observasi dan membuat janji wawancara
  • 6 Mei : Wawancara dengan objek yang pernah/sedang menjalani les tambahan bernama Fahri via chat dan e-mail
  • 9 Mei '11 at 10.30 - 10.40 : Wawancara dengan guru non profesional bernama Irma Aulia, berlokasi di kampus Fakultas Psikologi USU dan penyusunan kembali perencanaan.
  • 14 Mei at 19.00 - 21.00 : Wawancara dengan guru non profesional bernama Sarmila, berlokasi di Jl. Bidan, Lubuk Pakam dan guru non profesional bernama Intan berlokasi di Jl. Raudha
  • 15 Mei : Perampungan berkas perencanaan dan laporan pelaksanaan

  • 16 Mei : Penyelesaian poster dan posting blog


Hasil wawancara


Wawancara dengan orang yang sedang/pernah menjalani les tambahan dengan guru nonprofesional

Orang yang kami wawancarai pertama bernama Fahri Ramadhan, dia adalah mahasiswa di Fakultas Keperawatan USU, D3. Pria kelahiran 11 November 1992 ini mengaku pernah menjalani les tambahan dengan guru non profesional (guru tanpa ijazah guru) sekitar tahun 2007 selama 3 bulan di Pagar Merbau. Menurutnya, guru tersebut cukup berkopeten dala mengajar dan tidak kalah dibandingkan dengan guru profesional. Dia juga mengakui, banyak manfaat yang didapatkanya dari kinerja pegajaran guru tersebut. Berikut adalah pengakuannya tentang hasil belajarnya setelah menjalani les, 
                                   

Tanggal 9 mei 2011 jam 10.30 selesai jam 10.45
Wawancara dengak guru non Profesional
     
           1. Irma Auliah
            Wanita yang kami wawancarai pada hari senin ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi stambuk 2007, bernama Irma Auliah. Kini dia tengah menjalani kuliah semester delapannya. Wanita jilbaber ini sudah mengajar les sejak semester 5 dan masih berlangsung hingga sekarang. Murid – muridnya adalah anak sekolah dasar. Dengan motivasi agar dapat memepergunakan waktu luang, dan mencari tambahan finansial, wanita ini membagikan sedikit ilmunya di bidang bahasa Inggris kepada para anak – anak didiknya. Pekerjaan yang dijalainya pun tidak selalu mulus, ada beberapa kesulitan yang dialaminya seperti; ketika muridnya sedang tidak mood, maka pelajaran akan sedikit terganggu karena hal tersebut. Tetapi, layaknya guru profesional bertangan dingin, dia mampu mengatasi kesulitan tersebut dengan menarik perhatian si anak menggunakan game edukatif serta meberi kuis yang memiliki reward. Cara ini cukup manjur untuk menarik perhatian si anak dan mau belajar lagi. Metodenya dalam mengajar pun sedikit berbeda dengan guru formal, karena anak – anak tidak hanya dipaksa untuk mengerti materi, tetapi diajak untuk mengerti materi pelajaran dengan menerapkannya ke kehidupan sehari – hari melalui games. Menurutnya pembelajaran itu akan efektif bila terjadi kontak dua arah antara murid dan pengajar, sehingga timbullah suasana yang dinamis. Hal itu bisa memotivasi siswa untuk belajar. Murid – murid les-nya pun menunjukkan perkembangan yang baik, dan terlihat perbedaan ke arah positif antara sebelum dengan sesudah les.
      
          2. Sumila, SPdi
Ibu muda ini mengawali karirnya sebagai guru les privat mulai dari kelas 1 SMA, pada tahun 2000 silam. Beliau bertempat tinggal di Jl. Bidan, Lubukpakam. Mengajar sejak umur semuda itu hingga sepuluh tahun lamanya, merupakan pengalaman yang berharga baginya. Namun tidak lama ini, beliau memutuskan rehat sebentar dan fokus untuk mengurus anaknya yang kini hampir mengijak usia 1 tahun. Sekitar 7 tahun beliau mengajar les tanpa ijazah guru. Hal yang memotivasinya adalah, untuk membantu orang tua anak – anak tersebut dalam mengawasi anaknya belajar, serta membantu orang tuanya dalam hal finansial. Cara mengajar beliau juga berbeda dengan guru profesional. Karena murid diperlakukan secara subjektif, bukan secara objektif. Murid yang hanya dalam jumlah sedikit, memungkinkan perhatian guru untuk terfokus padanya, sehingga murid bisa belajar lebih semangat dan mendapatkan pemahaman yang cukup. Cara mengajarnya pun disesuaikan dengan tingkat pemahaman si anak.
      
       3. Nur intan
Menurut mahasiswi jurusan STIKES di Medistra ini, cara mengajar yang efektif adalah ketika pengajar bisa memotivasi muridnya agar mau belajar. Karena kondisi murid yang berbeda – beda, maka pengajar dituntut untuk bersabar. Intan mulai mengajar sejak SMA, dia mengajar untuk membantu orang tua murid yang mengalami kesulitan dalam mengawasi anaknya belajar. Mahasiswi yang sedang menjalani semester dua-nya ini mengajar les hanya sekedar untuk membantu mengawasi anak tersebut belajar. Terbukti, dengan les tambahan, yang diberikan Intan, anak SMP yang tadinya terancam tinggal kelas, bisa terbantu sedikit. Karena anak itu sudah mau belajar meski tidak dipaksa lagi.


Laporan
Kami telah melakukan wawancara dengan tiga guru non profesional untuk diambil keterangan tentang kinerja mereka selama mengajar sebagai guru les tambahan. Data diambil untuk membuktikan bahwa kinerja guru non profesional dapat dikatakan cukup mampu dala hal mengajar. Ditunjukkan dengan salah satunya pengakuan dari seorang yang pernah menjalani les tambahan dengan guru non profesional dan merasakan manfaatnya dengan jelas.

Kesimpulan
- Guru non profesional bisa dikatakan sebagai penyedia suplemen belajar dan tidak kalah dengan guru non profesional.
- Mereka membantu anak untuk memahami apa yang mereka pelajari di sekolah, sehingga si anak dapat merealisasikan ilmu yang didapatkannya dalam kehidupan sehari – hari bukan hanya sekedar untuk persediaan ujian.
- Dengan adanya guru – guru non profesional ini, dapat membantu orang tua untuk mengawasi anak – anaknya ketika belajar di rumah ataupun di les bimbingan. 
- Guru non profesional ini secara tidak sadar telah menerapkan konsep konstruktivism
- Dengan cara yang mengajar yang subjektif, murid akan mudah menerima pelajaran. Karena cara penyampaian disesuaikan dengan kondisi anak tersebut

Evaluasi
            Tugas proyek ini masih jauh dari kata sempurna. Banyak kekurangan dari tugas ini. Beberapa diantaranya, metode wawancara kami yang terkesan masih sangat awam. Dan mungkin di laporan kami yang belum bisa memenuhi kriteria yang diinginkan oleh dosen pengampu. Waktu yang tidak sesuai antara pelaksanaan dengan waktu yang sudah direncanakan, dikarenakan kelalaian pribadi maupun  keadaan situasi yang tidak memungkinkan.



Daftar Pustaka:
Santrock, John.W. Psikologi PendidikanEdisi kedua. Jakarta : Kencana.2010

Selasa, 03 Mei 2011

ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI

Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak".

Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
1. Citra Diri
Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak. Dalam masa dewasa ini, seseorang telah memiliki kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar. Dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas. Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan bersifat mengarah.
2. Pengalaman
Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi, permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
3. Kesiapan Belajar
Perbedaan ketiga antara pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar
Pendidikan seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini. Untuk menemukan "dimana kita sekarang" dan "kemana kita akan pergi", itulah pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi adalah berarti "memecahkan masalah hari ini", sedangkan pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.

Minggu, 24 April 2011

PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dan PSIKOLOGI SEKOLAH

 PENGERTIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan

Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)
Psikologi pendidikan adalah ...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.


menurut Good & Broopy ( 1997 )
· Hubungan antara psikologi dengan guru
· Manajemen kelas : Perkembangan dan sosialisasi anak kepemimpinan dan dinamika kelompok, modelling, reward, punishment, extinction. Hasil – hasil penelitian manajemen kelas, persiapan dan pelaksanaan pengajaran yang baik.
· Mengurai masalah belajar : pengertian, prinsip, perbedaan individu dalam belajar, model dan desain belajar dan prinsip pengajaran
· Pertumbuhan dan perkembangan dalam pendidikan : Prinsop dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan kepribadian, kreativitas dan aplikasinya dalam pendidikan
· Motivasi : Pengertian, teori dan aplikasinya dalam pendidikan
· Evaluasi dalam belajar : pengertian, macam, cara menyusun, prosedur penilaian, monitoring kemajuan siswa, validiras dan realibilitas penggunaan statistik dalam pengolahan hasil tes

Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1984 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meliputi :
· Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
· Pembawaaan
· Lingkungan fisik dan psikologis
· Perkembangan siswa
· Proses – proses tingkah laku
· Hakekat dan ruang lingkup belajar
· Faktor yang mempengaruhi belajar
· Hukum dan teori belajar
· Pengukuran pendidikan
· Aspek praktis pengukuran pendidikan
· Transfer belajar
· Ilmu statistik dasar
· Kesehatan mental

Pengertian Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

Tujuan
Agar siswa mampu mengembangkan potensi dirinya untuk mampu memecahkan masalah-masalahnya dan membuat penyesuaian diri terhadap kehidupannya, sejauh batas kemampuannya. Bimbingan ini selain dilakukan oleh guru BK, juga dilakukan oleh Psikolog Sekolah (orang yang bergelut di bidang psikologi sekolah).

Psikologi sekolah dipakai untuk mengindetifikasi anak yang memiliki mental age yang lebih tinggi dari anak seusianya( gifted,cerdas) dan juga bagi anak yang memiliki gangguan seperti ADHD,dyslexia dan terlambat bicara.Psikologi  sekolah juga menangani anak yang memiliki kelainan mental ataupun fisik.psikologi pendidikan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu atau berurusan dengan perilaku seperti diatas.psikologi sekolah merupakan bagian dari psikologi pendidikan sehingga psikologi pendidikan memiliki ruang lingkup yang besar.

Tugas psikolog sekolah
• Berkonsultasi dengan guru, orang tua, administrator, dan masyarakat penyedia kesehatan mental tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku;
• Terlibat dalam kegiatan sekolah dalam aktivitas menyehatkan
• Membantu pendidik dalam membuat suasana  aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah yang tenang
• mengajarkan parenting skill, strategi pemecahan masalah, penyalah gunaan obat obatan terlarang, dan topik lainnya yang berkaitan dengan kesehatan sekolah;
• Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental;
• Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan;
• intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan;
• Sajikan sebagai anggota tim interdisipliner untuk memenuhi kebutuhan siswa berisiko dan untuk melayani kebutuhan siswa penyandang cacat melalui penilaian pendidikan khusus, kelayakan, dan proses penempatan.


Kamis, 21 April 2011

Bimbingan dan Konseling

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat keputusan yang bijaksana dan dalam penyesuaian diri, serta dalam memecahkan masalah kehidupan, bertujuan agar penerima bantuan dapat berkembang mandiri dan mampu bertanggung jawab bagi dirinya sendiri, mengembangkan potensi individu untuk mampu memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.Bimbingan dipusatkan untuk memecahkan masalah.

Konseling merupakan proses bantuan untuk memecahkan masalah pribadi. Konselor membantu memecahkan permasalahan. Konselor melakukan koordinasi kegiatan bimbingan di sekolah dan menambah kegiatan yang lebih berguna dalam perkembangan siswa.

Dalam ruang lingkup sekolah, konselor perlu mengetahui cara memanage kelas yang baik, kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik, memiliki ketrampilan sosial, mampu melibatkan orang tua dalam membantu perkembangan siswa, mampu menangani struktur organisasi kelas, serta mengukur dan mengevaluasi sistem yang telah diterapkan disekolah.

Bimbingan konseling di sekolah bertugas meningkatkan perkembangan siswa dan membantu mereka ke arah penyesuaian yang adekuat, membantu siswa dalam membuat pilihan yang bijaksana yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka, dan meningkatkan perkembangan dan penyesuaian diri termasuk pencapaian prestasi yang optimal.


Sumber :
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI

Senin, 11 April 2011

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Bagaimana Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental?

Retardasi Mental (mental retardation) adalah keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan social (APA,2000);Retardasi mental didiagnosis berdasarkan kombinasi dari 3 kriteria :

  1. Skor rendah pada tes intelegensi formal (skor kira-kira 70 atau di bawahnya)
  2.  adanya bukti hendaknya dalam melakukan tugas sehari-hari dibandingkan dengan orang lain yang seusia dalam lingkup budaya tertentu, dan
  3.  perkembangan gangguan terjadi pada usia 18 tahun

Penyebab Retardasi Mental

  • Sindrom Down dan Abnormalitas Kromosom Lainnya.sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya kelebihan kromosom pada pasangan ke-21 dan ditandai dengan retardasi mental serta anomli fisik yang beragam.
  •  Sindrom Fragile X dan Abnormalitas Genetic Lainnya.Sindrom fragile X merupakan bentuk retardasi mental yang diwariskan dan disebabkan oleh mutasi gen pada kromosom X
  •  Phenylketonuria (PKU) 
Merupakan gangguan yang menghambat metabolisme asam phenylpyruvic, menyebabkan retardasi mental kecuali bila pola makan amat dikontrol.
  •  Faktor-faktor Prenatal
 Beberapa kasus retardasi mental disebabkan oleh infeksi atau penyalah gunaan obat selama ibu mengandung.Penyakit ibu yang juga dapat menyebabkan retardasi pada anak adalah sifilis, cytomegalovirus, dan herpes genital.
  • Penyebab-penyebab Budaya-Keluarga. Suatu bentuk retardasi mental ringan uang dipengaruhi oleh lingkungan yang miskin. Faktor-faktor psikososial, seperti lingkungan rumah atau social yang miskin, yaitu yang memberi stimulasi intelektual, penelantaran atau kekerasan dari orang tua, dapat menjadi penyebab atau memberi kontribusi dalam perkembangan retardasi mental pada anak-anak.
Dukungan keluarga merupakan dukungan yang bersifat sportif dan terus-menerus yang dilakukan oleh antar keluarga.Orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental dituntut untuk memberikan perhatian yang lebih dibandingkan kepada anak normal. Hal ini disebabkan karena anak dengan reterdasi mental memerlukan penanganan/kebutuhan yang lebih. Dalam keluarga harus saling mendukung karena pengaruh lingkungan sosial keluarga dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan jiwa dan adaptasi kesehatan anak.

Orang tua dapat meningkatkan pemberian dukungan kepada anak dengan retardasi mental untuk peningkatan prestasi belajar anak, baik dukungan secara emosional maupun dukungan instrumental dengan cara meningkatkan komunikasi antara anak,dan orang tua.


Rabu, 06 April 2011

Fenomena dalam Dunia Pendidikan

Zukhrini Khalish N (10-053)


kasus 1 : Autis

            Autis adalah keadaan dimana penderitanya seakan  - akan hidup di dunianya sendiri. Penderita autis akan mengalami berbagai gangguan terutama dalam hal sosial. Mereka akan sulit untuk bersosialisasi. Hal ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak tersebut. Gangguan yang mungkin terjadi misalnya: gangguan komunikasi dimana si anak akan terlambat untuk mampu berbicara atau tidak berkembang sama sekali. Gangguan interaksi sosial, dan gangguan perilaku. Anak autis biasa hanya berorientasi pada perilau dengan ruang lingkup sempit.

 Autis pada anak – anak akan terlihat sebelum mereka berumur 3 tahun perkiraan mengatakan bahwa autis diakibatkan faktor genetik dan lingkungan. Jumlah anak yang menderita autis, semakin meningkat.

 

PEMBAHASAN

Teori psikologi pendidikan : anak autis akan mengalami keterlambatan – keterlambatan dalam menyesuaikan dirinya, karena berfikir hanya hidup di dunianya sendiri, mereka akan sukar untuk menyesuaikan dengan dunia sadah. Hal ini juga akan menyebabkan proses belajar mereka terhambat.

Teori keluarga: biasanya keluarga yang memiliki anggota penderita autis, akan merasa sedih, malu dan bahkan tertekan. Hal ini kurang baik untuk keadaan psikis keluarga tersebut. Walaupun mereka lama kelamaan akan menerima keadaan anak itu, namun mereka akan tetap menganggap dan memperlakukan mereka dengan cara berbeda dari normal. Hal ini juga dapat menjadikan kondisi anak bertambah buruk. Kepercayaan yang diberikan dan diperkenalkan kepada anak autis, mungkin dapat membenahi sedikit gangguan yang mereka alami.

Teori bimbingan sekolah: Kasus anak autis menjadi sorotan tersendiri bagi dunia pendidikan khususnya di lembaga pendidikan seperti sekolaj. Karena meski mereka memiliki keterbatasan namun sebagian dari mereka ada yang memiliki kemapuan luar biasa. Kebiasaan mereka yang berfokus pada satu aspek akan membuat mereka mendalami hal itu, hingga bukan tak mungkin mereka menjadi seorang ahlii di bidangnya, inilah tugas sekolah dan aspek pendidik lainnya, untuk mengarahkan mereka.

 

http://episentrum.com/artikel-psikologi/autis/

 


kasus 2
: Tokoh Laskar pelangi

            Para laskar pelangi memperlihatkan bahwa mereka juga bisa berprestasi dan mengalahkan orang – orang kaya, walaupun mereka miskin. Mereka tidak memikirkan kemiskinan harta mereka, namun mereka memperkaya jiwa mereka dan memotivasi dirivasi diri mereka untuk menghasilkan karya yang akan mencengangkan orang – orang yang menganggap mereka tidak mampu.

 

PEMBAHASAN

Teori Psikologi Pendidikan: Pendidikan memang penting bagi siapa saja, bahkan bagi orang miskin sekalipun. Mereka termotivasi secara instrinsik dan senang menjalani pendidikan mereka, walaupun keadaannya yang seadanya dengan fasilitas yang sangat kurang. Dan merekan membuktikan kalau orang miskin bukan menjadi penghalang
terciptanya suatu prestasi
Teori keluarga : klwrga yg memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, tidak membuat anak-anaknya menjadi seperti orang tuanya .Orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak – anaknya

Teori sekolah: Sekolah menjadi aspek yang penting dan sarana yang baik untuk menyalurkan minat, bakat  dan motivasi mereka. Sekolah dapat membentu mereka menjadi lebih baik
http://www.benih.net/tokoh/laskar-pelangi-dan-fenomena-pendidikan-kita.html


kasus 3 :
Fenomena Pendidikan Mahal : Masuk Kedokteran UNPAD Butuh Rp 175 Juta

Memang tak salah bila dikatakan tidak ada yang gratis di zaman yang sekarang ini. Semua barang mahal dan tidak sedikit orang yang sulit untuk menjangkaunya. Pendidikan  pun menjadi salah satu yang mewah saat sekarang ini. Biaya pendidikan yang kian lama kian meningkat semakin sulit terjangkau oleh orang – orang yang kurang dalam hal finansial. Dan tidak sedikit juga orang – orang yang sebenarnya memiliki kemampuan kognitif yang terbilang baik, namun tidak memiliki biaya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Masuk ke kedokteran unpad misalnya, mereka yang berminat harus menyediakan dana yang besar. Bayangkan bila anak yang memiliki potensi di bidang ini, namun dia tidak memiliki dana. Alangkah sia – sia generasi emas tersebut. Walaupun sekarang pendidikan menjadi kebutuhan yang seakan – akan terlihat mewah, tetapi pendidikan tetap menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia

PEMBAHASAN

Teori fenomena pnddkn : kasus seperti diatas dapat membunuh anak-anak yg berprestasi karena dikalahkan dgn biaya yang mahal .
Teori keluarga : dengan biaya pendidikan yg mahal, dapat menekan perekonimian keluarga  yang pendapatannya pas-pasan atw kalangan menengah maupun bawah utk membiayai anaknya berprestasi .
Teori bimbingan sekolah: Dengan biaya semahal itu, sudah selayaknya, para peserta didik mendapat fasiliatas yang sebanding. Dari lembaga pendidikan, universitas ataupun sekolah, dapat memberi beasiswa yang memang kini banyak untuk membantu para peserta didik yang memiliki potensi, sehingga mereka dapat berkembang, dan memberikan inovasi – inovasi baru.

Sabtu, 19 Maret 2011

Lelaki pertama dalam hidup kita :)

Buat semua tmen2 cwekQ…
Dengarlah..
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..
Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

Tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya",
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata:
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu,
Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu,
Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu,
kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah di kota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.

Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT.... kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Babe, Bapak, Daddy atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..


Dikutip dr Sm